Kamis, 06 Desember 2018
Body Positivity and Loving Yourself
Usai saya menonton vidio Gita yang terakahir pada saluran youtube-nya yang berjudul Why I Stopped Photoshopping My Face. Sosok Gita Savitri adalah salah satu sosok yang saya kagumi, i love her opinion and i love the way she think. Vidio itu mengingatkan saya pada zaman "saya harus cantik, muka saya harus mulus". Yah, perlu diketahui saya pernah ada pada masa yang sama seperti Gita. Wajah yang dipenuhi oleh jerawat. Awal mula saya memiliki wajah yang dipenuhi jerawat adalah ketika saya semester 4. Waktu itu kakak saya sedang berkunjung ke suatu negara, saya mendapat informasi bahwa di negara tersebut ada sebuah produk yang dapat membuat wajah nampak lebih mulus. Kerena informasi itu, saya terpicu untuk memberitahukan kakak saya untuk membelikan saya produk tersebut. Ketika ia pulang, saya yang telah lama penasaran akhirnya mencoba produk itu. Yang membuat saya semakin percaya diri adalah seorang teman memberikan komentar "Wah, wajah kamu terlihat mulus hari ini" tentulah saya sangat senang padahal saya baru memakai produk itu hanya sekali. Sayapun memutuskan untuk melanjutkan memakai produk itu secara terus menerus. Hingga pada hari ke-tujuh, saya mulai merasakan keanehan pada wajah saya. Singkat cerita, wajah saya kurang cocok dengan kandungan komposisi produk tersebut.
Suatu keteledoran demi memiliki iming-iming wajah cantik dan mulus. Rasa depresi itu muncul, belum lagi dengan komentar dan tatapan nanar orang-orang mengenai wajah saya. Saya sempat membenci cermin, untuk sekedar foto pun saya harus menaikkan tingkat cahaya-nya agar jerawat saya tersamarkan, saya belum bisa menerima kondisi wajah saya. Hingga suatu saat, depresi itu berdampak pada sistem hormonal saya. Terutama pada siklus menstruasi, siklus yang berubah sangat parah. Dalam 1 bulan saya mendapatkan 2 kali siklus dan itu berlangsung hingga 3 bulan. Merasa khawatir saya pun memeriksa kan diri ke dokter dan penyebab utamanya adalah faktor stress. Hingga akhirnya saya memutuskan agar wajah ini ditangani oleh klinik kecantikan. Entah berapa banyak uang orang tua yang saya habiskan gara-gara ketedoran saya demi mengikuti "Standar Cantik" yang tidak kita ketahui ujungnya. Wajah sayapun berangsur membaik. Suatu hari saya lelah dengan segalanya. Lelah harus bolak balik di klinik tersebut. Lelah dengan standar cantik yang ditentukan oleh orang-orang. Inti dari segala inti yang saya alami adalah semua itu bergantung pada pola pikir kita, bergantung pada alam bawah sadar kita. Belajar menerima diri sendiri, belajar menghargai diri sendiri tanpa harus membandingkannya dengan orang lain. Keep your mind on positive things, source of happines it's not only looks good, and build your confidence. Setiap individu mempunyai kelebihan dan keunikan tersendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar